Mengapa Lelaki Sukses Lebih Memilih Wanita Sederhana?

Mark Zuckerberg dan istri Hello Lelaki
Mark Zuckerberg dan istri

Hello Lelaki - Gue tertarik untuk mengutip sekaligus mendokumentasikan artikel ini karena menurut Gue menarik untuk dijadikan inspirasi siapapun.

Sebuah tulisan yang menggelitik terkait dengan mengapa istri para triliuner di penjuru dunia kebanyakan justru berpenampilan sederhana. Bahkan tidak itu saja, namun juga memiliki kepedulian sosial yang luar biasa.

Kita bisa melihat kisah istri orang terkaya di dunia Bill Gates, yakni Melinda Gates. Sebagai informasi terkini bahwa Bill Gates masih bertengger sebagai orang terkaya nomor satu di dunia dengan total kekayaan mencapai US$ 75 miliar atau Rp 996,3 triliun (Kurs Dolar Rp 13.285)

Nah, dengan kekayaan yang setara dengan kurang lebih 5X dari hutang yang dimiliki Indonesia itu, Melinda Gates tak lagi berfikir untuk menghitung kekayaan mereka untuk kepentingan pribadi dan keluarga sendiri, melainkan justru sibuk untuk diberikan kepada orang-orang yang lebih membutuhkan.

Tulisan ini sebenarnya sudah banyak beredar di beberapa forum maupun group komunitas, namun untuk Elo yang belum sempat membacanya, berikut ini kutipannya.

Berawal dari sebuah tulisan di sebuah forum berbahasa Inggris yang ternyata juga pernah dipublikasikan di Majalah Fortune yang berbasis di Amerika Serikat. Pada tulisan aslinya berjudul “Young and Pretty Lady Wishes to Marry a Rich Guy”. Tulisan tersebut sudah beredar dalam format terjemahan bahasa Indonesia yang bisa diartikan sebagai berikut:

Ada seorang wanita muda yang mengklaim dirinya sangat cantik, memposting sebuah pertanyaan melalui forum terkenal dengan bertanya:

“Apakah yang Harus Gue Lakukan untuk Dapat Menikah dengan lelaki Kaya?” Gue akan jujur dengan apa yang aku katakan. Usia Gue 25 tahun. Gue sangat cantik, bergaya dan memiliki selera yang tinggi. Gue berharap menikah dengan lelaki kaya dengan penghasilan pertahun $500 ribu (+/-Rp.5,5M) atau lebih. Elo mungkin akan berkata kalau Gue termasuk perempuan materialistis, tapi kelompok penghasilan s.d $ 1 juta pun masih termasuk kelas menengah di New York. Permintaan Gue tidak setinggi itu.

Adakah lelaki di forum ini yang berpenghasilan $ 500 ribu per tahun? Apakah Elo semua telah menikah? Gue ingin bertanya apa yang harus aku lakukan untuk dapat menikah dengan orang2 seperti Elo? Di antara lelaki yang telah berpacaran denganku, yang terkaya hanya berpenghasilan $ 250 ribu dan kelihatannya ini batas tertinggi yang pernah Gue capai. Jika seseorang ingin pindah ke perumahan mewah di wilayah barat New York City Garden , penghasilan $250 ribu tentu tidak cukup.

Beberapa hal yang ingin Gue tanyakan: Dimanakah kebanyakan para lelaki kaya bertemu & berkumpul? Mohon nama dan alamat bar, restauran dan gym yang sering dikunjungi. Rentang usia berapakah yang dapat memenuhi kriteria Gue? Kenapa wajah istri-istri orang kaya hanya terkesan biasa-biasa saja? Gue telah bertemu dengan beberapa gadis yang tidak cantik dan menarik, tapi mereka bisa menikah dengan lelaki kaya. Apa pertimbangan Elo dalam menentukan istri dan siapakah yang bisa menjadi pacar Elo? Terus terang, tujuan Gue sekarang adalah untuk menikah.

Terimakasih,
Gadis Jelita

Setelah memposting tulisan tersebut diatas, akhirnya ada nitizen yang termasuk lelaki kaya raya yang ternyata seorang ahli keuangan di Wall Street Financial menjawab pertanyaan gadis tersebut.

Dear Gadis Jelita, Gue membaca email Elo dengan sangat antusias. Gue yakin sebenarnya banyak gadis-gadis yang memiliki pertanyaan senada dengan Elo. Ijinkan Gue untuk menganalisa situasi Elo dari sudut pandang investor profesional.
Penghasilan tahunan Gue lebih dari $ 500 ribu yang tentu memenuhi kriteria Elo. Jadi, Gue harap setiap orang percaya bahwa jawaban Gue cukup kredibel dan tidak membuang waktu.

Dari sudut pandang seorang pebisnis, menikah dengan Elo adalah keputusan yang buruk. Jawabannya sangat sederhana dan akan Gue jelaskan. Kesampingkan dulu detil-detil yang Elo tanyakan.
Sebenarnya apa yang ingin Elo lakukan adalah pertukaran antara “kecantikan” dan “uang”. Si A akan menyediakan kecantikan dan si B akan membayar untuk itu. Kelihatannya adil dan cukup wajar.

Tapi ada permasalahan fatal di sini. Kecantikan Elo akan sirna, tapi uang Gue tidak akan hilang tanpa alasan yang jelas. Faktanya adalah penghasilan Gue mungkin akan meningkat dari tahun ke tahun. Tapi, Elo tidak akan bertambah cantik tiap tahunnya. Karena itu dari sudut pandang ekonomi: Gue adalah aset yang ter-apresiasi sedangkan Elo adalah aset yang ter-depresiasi. Depresiasi yang Elo alami bukan depresiasi normal, tapi depresiasi eksponensial.

Jika hanya ini aset Elo, nilai Elo akan sangat mencemaskan 10 tahun kemudian. Dengan menggunakan istilah yang kami gunakan di Wall Street, setiap perdagangan memiliki sebuah posisi. Berpacaran dengan Elo juga memiliki “posisi perdagangan” . Jika nilai aset yang didagangkan menurun, maka kami akan menjualnya. Bukan ide yang baik untuk mempertahankannya.

Begitu juga dengan pernikahan yang Elo inginkan. Gue sangat kejam untuk berkata seperti ini, tapi untuk membuat keputusan bijak, aset yang menurun nilainya akan dijual atau disewa. Lelaki dengan penghasilan $ 500 ribu tentu bukan orang bodoh. Kami akan berpacaran dengan Elo, tapi tidak akan menikahi Elo.

Saran Gue lupakan mencari petunjuk bagaimana cara menikahi lelaki kaya. Usahakan agar Elo dapat membuat diri Elo kaya dengan berpenghasilan $ 500 ribu, lebih berpeluang ketimbang mencari lelaki kaya yang bodoh.

Semoga jawaban Gue dapat membantu

Tertanda, JP Morgan

Setelah membaca jawaban seorang ahli keuangan dari Wall Street Financial tersebut diatas, tentunya sekarang kita memahami atas jawaban pertanyaan sebagaimana judul artikel ini : "Kenapa lelaki Sukses dan Kaya Raya Lebih Memilih Menikahi Wanita Sederhana?"

Kalaupun ada lelaki kaya dan sukses, tapi memiliki istri cantik yang gila harta, suka berfoya-foya, dan tidak memiliki kepedulian sosial, maka bisa dipastikan kekayaan dan kesuksesanya tidak akan bertahan lama.

***

Artikel itu sungguh menyentuh hati Gue. Kebetulan saat membacanya tengah berada di dalam penerbangan GA354 yang membawa Gue kembali ke Balikpapan, usai pulang rutin ke rumah kami di kota kecil di Jawa Timur. (Gue dan pasangan terpisah kota, karena untuk bisnis dan pekerjaan Gue di Balikpapan. Sedangkan pasangan Gue berdinas di Jawa Timur. Sebulan sekali bergantian kami saling jumpa selama sepekan).

Manakala membaca kembali artikel ini, Gue teringat kata-kata seorang kawan yang saat ini tengah menggarap megaproyek apartemen miliknya di Balikpapan. "Perempuan cantik yang glamour itu elok dipacari, tapi tidak untuk dinikahi." Amboi.
Gue termasuk beruntung, sekaligus patut bersyukur karena memiliki pasangan yang sederhana, peka sosial, dan selalu membahagiakan Gue.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.