Alasan Lelaki Suka Menyendiri

Lelaki juga manusia yang suka menyendiri
Lelaki juga manusia yang suka menyendiri

Hello Lelaki - Semua lelaki secara periodik membutuhkan sejenis pelarian untuk menyendiri. Mungkin saat itu ia sedang lelah bekerja, perlu waktu berpikir, memiliki stres tingkat tinggi, tidak punya solusi untuk suatu persoalan, atau bahkan ia tak tahu mengapa ia perlu menyendiri. Terkadang lelaki hanya sekedar merindukan waktu sendirian.

Pelarian seperti ini perlu bagi seorang lelaki untuk menolongnya berpikir, bersantai, berkumpul, mengisi tenaga kembali dan menarik nafas dari rutinitas yang harus dijalaninya setiap hari. Waktu menyendiri memelihara jiwa seorang lelaki.

Dulunya, lelaki akan pergi ke laut lepas, mengeksplorasi lahan-lahan baru, berkuda ke gunung-gunung, dan berburu. Di hati lelaki masih ada tempat untuk menyendiri. Dari seribu cara untuk melakukan hal ini, ia mungkin akan menonton televisi, bermain internet, memancing, main golf, bersepeda atau jogging, olahraga, berkonsentrasi pada hobi atau proyek, ataupun bekerja lebih lama.

Baca Juga : Jenis Ciuman yang Disukai Lelaki

Dengan cara-cara ini para lelaki menyatakan kebutuhannya untuk menyendiri. Tetapi menurut pandangan wanita, hubungan yang sehat itu harus dekat. Semakin dekat, semakin baik. Suami yang terlalu banyak menyendiri membuat istri membunyikan alarm bahaya dan merasa kesepian.

Ketika sang suami menuntut waktu untuk sendiri, sang istri cenderung berpikir, dan mungkin bertanya, "Mengapa kamu tidak melakukannya bersama aku?" atau "Apakah kamu tidak suka menghabiskan waktu bersama aku?" Pertanyaan ini merupakan sebuah usaha agar suaminya lebih mendekat dan meyakinkan sang istri bahwa suaminya benar-benar mencintai istrinya. Namun jika sang istri terlalu menuntut atau terlalu tergantung, biasanya membuat sang suami merasa terlalu dikendalikan sehingga sang suami mencari lebih banyak waktu untuk sendiri.

Waktu untuk sendiri maupun kedekatan sebagai suami istri merupakan kebutuhan yang sah dan setiap hubungan membutuhkan keseimbangan dari keduanya. Jika terlalu banyak ruang untuk menyendiri, maka hubungan dapat terputus dan pernikahan mulai mirip dua orang yang hanya tidur sekamar, bukannya sepasang suami istri.

Walaupun begitu, jika terlalu banyak kedekatan, sebuah hubungan akan masuk ke dalam jaring sehingga setiap pasangan kehilangan identitas individunya. Kahlil Gibran bahkan menulis, "Biarlah ada ruang di antara kebersamaanmu."

Seiring dengan waktu-waktu keintiman, pasangan yang sehat juga menciptakan saat-saat yang berjarak di mana mereka saling mendukung satu sama lain untuk mengejar apa yang menjadi tujuannya dan pengembangan pribadinya.

Seorang lelaki biasanya memerlukan waktu untuk sendiri selama ada konflik. Apabila lelaki merasa frustrasi, suntuk, disalahkan, dikuasai, tidak dihormati atau dihina, mereka cenderung bereaksi dengan dua pertahanan.

Kalau tidak menyerang atau mengundurkan diri, ia kadang-kadang menyerang, kemudian mundur (saya menyebutnya tabrak lari). Apabila mereka mundur, kerap kali karena mereka menyadari sebuah serangan baik secara emosional, lisan atau fisik tidak membuat dampak positif. Sehingga sepertinya mundur merupakan pilihan yang paling rasional dan paling aman.

Akan tetapi, reaksi ini justru menimbulkan ketakutan di hati wanita. Wanita menemukan kenyamanan di dalam kedekatan, sehingga jika seorang suami mengundurkan diri, seorang istri cenderung mengejar.

Ia ingin meyakinkan semuanya berjalan dengan baik. Tetapi begitu ia semakin dekat, saat itu pula suaminya semakin menghindar. Bukan karena ia tidak mencintai istrinya, tetapi karena ia merasa suntuk. Sang suami tidak menolak istrinya, namun ia sangat menginginkan ruang untuk menenangkan dirinya dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

Sang istri seharusnya memberikan waktu bagi sang suami untuk sendiri ketika ia memerlukannya. Tetapi di sinilah seorang suami yang baik dapat memberikan kedekatan yang diperlukan istrinya ketika ia menjelaskan saat ia butuh sendiri.

Cukup beritahu sang istri dengan nada suara yang tenang: "Aku butuh waktu untuk sendiri", "Aku mau ke sana", "Aku akan kembali", "Di saat aku kembali, kita bisa melanjutkan percakapan ini" atau "Kita dapat membereskannya kembali nanti". Kini istrinya dapat memiliki rasa percaya diri bahwa ia tidak ditolak atau tidak dihiraukan.

Baca Juga : Gejala Wanita yang Tidak Setia

Alasan lain seorang lelaki mungkin membutuhkan ruang adalah karena ia merasa tidak dimengerti, malu, atau sedang sensitif - terutama jika ia merasa gagal dalam mencari nafkah, melindungi, menjadi orangtua, atau gagal dalam pernikahan.

Rasa tidak nyaman ini membuat lelaki diam dan menyepi sampai ia dapat mengatasinya. Tanpa waktu untuk sendirian, ia akan dengan mudah dan segera merasa terpojok, di mana ia mungkin menyerang dengan kata-kata yang tak terpikirkan sebelumnya, tapi akan disesali kemudian.

Bagi wanita, rasa aman datang dari kedekatan dan hubungan. Bagi lelaki, rasa aman datang dari ruang dan jarak. Walaupun demikian, jika lelaki sedang bekerja keras, mereka perlu kedekatan lebih daripada yang mereka sadari. Masalahnya bukan karena mereka memandang rendah kedekatan, tetapi mereka tidak percaya bahwa kedekatan itu akan sangat membantu. Mereka harus merasa cukup aman agar bisa membuka diri.

Memberikan ruang berarti menghormati dan menghargai lelaki. Memberikan kedekatan berarti menunjukkan cinta dan penguatan bagi seorang wanita. Keduanya penting, tidak ada strategi yang salah. Seorang wanita harus mengizinkan seorang lelaki bila ia membutuhkan waktu untuk sendiri, dan seorang lelaki harus ingat untuk datang kembali dan memenuhi kebutuhan istrinya.

Saling berbicara, mendengarkan, berpegangan tangan, berkencan, menulis memo yang mengungkapkan cinta, rencana untuk berpiknik bersama, berdoa bersama dll. Tolonglah istri Anda untuk menghilangkan rasa tidak berharga yang dapat muncul ketika ia ditinggalkan sendiri terlalu lama. Biarkan ia merasa dicintai dan dipedulikan.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.